Kamis, 12 November 2009

Pengertian Teknologi Pendidikan


Sebelum membahas apa itu teknologi pendidikan, terlebih dahulu kita harus memahami apa yang di maksud dengan teknologi itu sendiri.

Secara epistimologis, teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu techne dan logos. Techne secara harfiah dapat diartikan sebagai cara, pengetahuan, keahlian, keterampilan. Dan logos sendiri adalah illmu. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan sebagai ilmu untuk menggunakan keahlian.

Secara umum, teknologi diartikan sebagai mesin yang bisa mencakup proses, sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan, baik manusia itu sendiri atau bukan (Finn, 1960). Sedangkan menurut Simon. 1983, ”Teknologi sebagai disiplin rasional, dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya menghadapi alam fisik atau lingkungan melalui penerapan hukum atau aturan yang telah ditentukan. Sementara menurut itu Heinich, Molenda dan Russel, 1993: ”Teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah, dan tertata …. teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti komputer, satelit dan sebagainya.”

Dalam hubungannya dengan pendidikan teknologi dapat diartikan sebagai sebagai sebuah cara yang menjadikan pembelajaran akan tetap terus dinamis. Dinamis dalam keteraturan dan semakin terbukanya peluang bagi sebuah system pendidikan untuk mencapai tujuannya.

Definisi Teknologi Pendidikan

Definisi awal teknologi pendidikan dipandang sebagai sebuah sarana yang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar seperti computer, overhead projector, tv, video tape recorder, dll.

Sejalan dengan perkembangan jaman, munculah definisi-definisi lain dari teknologi pendidikan, yaitu:

Tahun 1960 dan 1970 Teknologi Pendidikan diapandang sebagai suatu proses.

Awal tahun 1950, khususnya selama tahun 1960 dan 1970 sejumlah ahli dalam bidang pendidikan mulai mendiskusiakan teknologi pendidikan dalam suatu yang berbeda. Mereka membahasnya sebagai suatu proses. Contohnya Finn (1960) mengatakan bahwa teknologi pendidikan harus dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan mneguji kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan Lumsdaine (1964) mengatakan bahwa teknologi pendidikan dapat dijadikan aplikasi ilmu pengetahuan pada praktek pendidikan. Pada tahun 1960an dan 1970 banayak definisi teknologi pendidikan yang dipandang sebagai suatu proses.

Definisi 1963

Di tahun 1963, definisi teknologi pendidikan digambarkan bukan hanya sebagai sebuah media. Definisi ini (Ey, 1963) menghasilkan dengan suatu komisi pengawas yang dibentuk olep Departemen Pendidikan Audiovisual (sekarang dikenal sebagai Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan). Hal ini merupakan suatu hal yang berangkat dari pandangan “tradisional” terhadap teknologi pendidikan. Definisi kini lebih memusat pada desain pembelajaran dan penggunaan media sebagai pengendalian proses belajar (p. 38). Lebih dari itu pengertian kini lebih menganali serangkaian langkah-langkah penerapan, perancangan, dan penggunaan. Langkah-langkah ini mencakup perencanaan, produksi, pemilihan, pemanfaatan, dan manajemen. Perubahan disini mencerminkan bahwa, bagaimana lingkungan dan kemajuan zaman dapat mengubah sebuah definisi dan praktek dari teknologi pendidikan.

Definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1970

Commission on Instruction Technology (CIT) 1970 mendefinisikan ”Teknologi Pendidikan merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”

Penjelasan mengenai definisi teknologi pembelajaran di sini lebih fokus kepada penciptaan alat perlu mengajar dan alat bantu mengajar.

Disusul oleh Silber 1970, yang menejelaskan bahwa Teknologi Pendidikan adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar. Berdasarkan difinisi Silber, ada dua hal yang dikembangkan yaitu strategi pembelajaran dan material atau alat bantu pembelajaran.

Selain Silber, MacKenzie dan Eraut 1971 berpendapat bahwa Teknologi Pendidikan merupakan pembelajaran sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai.” Menurutnya pembelajaran merupakan suatu proses yang memiliki langkah-langkah yang perlu dicapai secara teratur sehinggan suatu konsep mudah dipahami untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pada tahun 1972, AECT (Association for Educational Communications and Technology) mendefisikan bahwa Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang/ disiplin yang berkepentingan menfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam: identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.

Kemudian pada tahun 1977, AECT mengemukakan Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.

Dalam definisi ini, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.

Definisi AECT 1994 adalah, “Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”

Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pendidikan sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktik yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses disamping produk.

Perbedaan definisi 1977 dan 1994:

1. Proses evolusi teknologi pendidikan dari suatu pergerakan menjadi bidang garapan dan profesi, dimana th 1977 menekankan pada peran praktisi, lalu 1994 menekankan bidang teknologi pendidikan sebagai bidang garapan sekaligus terapan.

2. Pengembangan bidang garapan dilaksanakan melalui kajian teori serta penelitian.

3. Menurut definisi ini proses sama pentingnya dengan produk.

4. Definisi ini erat kaitannya dengan efektifitas dan efisiensi.

Pada rumusan AECT, 2004, teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/ memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Tujuan utamanya jelas, dalam hal ini masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran agar efektif, efisien dan menarik dan untuk meningkatkan kinerja.

Jika kita cermati, perkembangan definisi-definisi teknologi pendidikan mengarah kepada sasaran yaitu belajar, sumber-sumber belajar, efisiensi dan dan efektifitas belajar, yang pada rumusan AECT 2004 memunculkan istilah kinerja.

Jadi dalam hal ini teknologi pendidikan tidak hanya dipandang sebagai alat, pengertian teknologi pendidikan itu sendiri mencakup 3 wilayah :

  • Software, termasuk didalamnya berupa pengembangan kurikulum pendidikan, kinerja sumber daya manusia (guru/dosen), serta visi misi sekolah
  • Brainware, maksudnya siswa/subjek dari proses pembalajaran yang tidak hanya diarahkan sebagai pengguna tapi juga pencipta sesuatu.
  • Hardware, maksudnya sarana dan prasarana yang akan mendukung proses pembelajaran yang aktif, dimanis, dan efektif.

Ketiga sangat berperan dalam menentukan kesuksesan sebuah proses pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar