Senin, 30 November 2009

Sejarah Perkembangan Teknologi pendidikan

Sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan telah berlangsung dari waktu yang lama sekali, banyak pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan Teknologi Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan instruksional. Untuk itu penulis mencoba sedikit menguraikan kembali sekelumit hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan ( pengajaran dan intruksional ).
Sejarah perkembangan teknologi pendidikan menjadi sangat singkat jika dihitung bagaimana jabatan dan pola pikir tlah dibawa bersama sama untuk menciptakan bidang galian dari teknologi pendidikan . peserta didik dari teknologi pendidikan sepanjang tahun 1960 pada umumnya mengikuti salah satu dari dua jalur berikut yaitu pendekatan Audio Visual atau belajar terprogram yang masing masing telah dihubungkan dengan sejumlah kerangka konseptual, adopsi praktis dari kegitan mereka, pelatihan dan kepribadian mereka.

Bagaimana gerakan terbentuknya teknologi pendidikan dimulai oleh salah satu pakar yaitu Dr. James Finn, yang pada saat itu menjadi kepala devisi pendidikan audio visual (DAVI), salah stu tulisan Finn yang terkenal adalah tentang Teknologi dan Proses Pembelajaran. argument utamanya adalah bahwa dalam banyak bidang, masyarakat Amerika Utara telah diubah oleh teknologi dan teknologi itu tak bisa diacuhkan pengaruhnya terhadap pendidikan, cepat atau lambat.

Pada waktu itu dua kecendrungan utama yang dapat membedakan tetapi mereka mengalirkan pada arah kebalikan, yaitu : yang pertama adalah kecendrungan ke arah pembelajaran teknologi masa , seperti dngan mencotohkan keunggulan televisi. Dan yang kedua adalah kecendrungan ke arah individualisme.

Teknologi Pendidikan muncul sebagai bidang studi dan kategori jabatan baru pada tahun 1960, tetapi sebelum itu banyak peristiwa sejarah yan menajad dasar dari sebuah pondasi teknologi pendidikan secara keseluruhan. Seperti psejaran perkembangan Instruksional atau pengajaran. Disinni penulis akan menuliskan lebih lanjut mengenai sejarag perkembangan tersebut, menyangkut perkembangan Teknologi Instruksional, terdapat beberapa pendapat mengenai hal tersebut, mereka membaginya ke dalama beberapa priode, di antaranya :

a. Periode 1932 – 1959
Brown (1984) membahas penjelasan yang dikemukakan Seattler sekitar perkembangan teknologi instruksional. Seattler mengemukakan bahwa teknologi instruksional memiliki dua landasan filosofis dan teoritis yang sangat berbeda, yaitu; physical science dan yang kedua behavior sicence.

Seattler menjelaskan bahwa konsep ilmu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional biasanya berarti penggunaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa, seperti projektor, tape recorder, televisi dan teaching mekanik untuk menyajikan sekolompok materi instruksional., cirinya adalah bahwa konsep ini memandang berbagai media sebagai pembantu untuk mengajar dan berkecendrungan untu lebih memperhatikan alat dan prosedur dari pada memperhatikan perbedaan individual siswa atau materi pelajaran.
Gagasan yang paling berpengaruh dan berakar pada konsep imu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional ialah memasukkan material (audio visual) dan mesin (proyektor atau gambar hidup. dan mesin (proyektor atau gambar hidup).

a. Periode 1960 – 1969.
Beberapa kejadian memberikan masukan terhadap prgeseran teoritis secara besar besaran berkenan dengan teknologi intruksional pada akhir tahun 1950 dan awal 1960an, terutama peritiwa peluncuran sputnik pada tahun 1957 yang mencengangkan dunia. Akibat dari itu, terutama di Amerika, sekolah dikritik karena kegagalannya mengjarkan science dan matematika dalam kapaitas yang cukup. Karena itu tekanan lebih di alamatkan kepada teknologi instruksional, akibatnya terdapat dua konstruk teoritis muncul secar bersamaan yang mempengaruhi lapangan teknologi instruksional. Pertama yaitu pengaruh yang kuat dari aliran behaviorisme terhadap semua pendekatan belajar dan yang kedua adalah pendekatan sistem sistem yang datang dari teknik mesin dan teknologi. Gerakan yang berbeda ini akhirnya melahirkan dan saling melengkapi yang disebut dengan Pengajaran Terprogram. Gerakan kaum behavioris melahirkan pegembangan tujuan behavioral, karena diperlukan perumusan tingkah laju lebih lanjut dalam merancang sebuah proses pembelajaran.

b. Periode 1970 – 1983.
Mendekati akhir tahun 1970, muncul kembali pendekatan kognitif dalam pembelajaran. Banyak ahli pikologi yang mengsulakan hal tersebut, salah satunya Wittrock.menurutnya penekatan kognitif berimplikasi bahwa belajar dan pengajaran secara ilmiah akan lebih produktif bila dipelajari sebagai sesuatu yang bersifat internal, yakni suatu proses kognitif berperantara dari pada sebagai produk langsung dari lingungan , orang atau fktor eksternal lainnya.

c. Periode 1983 – muthakir.
Pada masa ini berlangsung kekacau balauan akibat pertengan dari landasan teoritik teknologi instruksional. Perbedaan pendapat ini terutama dialamatkan kepada para perintis audio Visual. Seperti Salomon, yang menganggap audio visual itu sebagai agen informasi dan bukan sebagai stimulus yang langsung untuk respon tertentu. Lebih lanjut mereka berpendapat bahwa media tidak lebih dari kendaraan yang menganku para ahli ke konfrensi pemecahan masalah dan memberi sumbangan terhadappemahaman para ahli tentang masalah tersebut.
Lebih lanjut dari itu sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan tidak hanya terbatas pada hal tersebut saja, kita tidak bisa begitu saja melepaskan kaitannya dengan sejarah perkembangan Teknologi Pengajaran. Beberapa para ahli menyebutnya demikian dan mereka menjelaskan perkembangan teknologi pembelajaran ke dalam beberapa masa sejarah, diantaranya :

A. Metode Kaum Sofi.
Perkembangan dari berbagai metoda pengajaran merupakan tanda lahirnya teknologi pengajaran yang dikenal saat ini. Beberapa pendidik pada masa lampau, yaitu golongan Sofi di Yunani, para ahli pendidikan memandang menduga kaum Sofi merupakan kaum teknologi pengajaran yang pertama. Mereka menyampaikan pelajaran dengan berbagai cara dan teknik . mula mula mereka menyampaikan bahan pelajaran yang telah disampaikan secara matang, kemudian mereka melanjutkan dengan perdebatan yang dilakukan dengan secara bebas, pada saat itulah proses kegiatan belajar itu berlangsung. Kemudian jika ada minat dari mayarakat untuk belajar, akan dibuat kontrak dan untuk kemudian menjadi sistem tutor.
Pandangan ajaran kaum Sofi didasarkan atas;
1. Bahwa manusia itu berkembang secara evolusi. Seorang dapat berkembang dengan teratur tahap demi tahap menuju kepada peradaban yang lebih tinggi. Melalui teknologilah permbeelajaran dapat diarahkan secara efektif.
2. Bahwa proses evaluasi itu berlagsung terus, terutama aspk-aspek moral dan hukum.
3. Sejarah dipandang sebagai gerak perkembangan yang bersifat evousi berkelanjutan.
4. Demokrasi dan persamaan sebagai sikap masyarakat merupakan kaidah umum.
5. Bahwa asas teori pengetahuan bersifat progresif, pragmatis, empiris dan behavioristik.
Gagasan kaum Sofi ini cukup banyak mempengaruhi kurikulum di Eropa, misalnya penggunaan retorika, dialektika, dan gramar sebagai materi utama dalam quadrivium dan trivium.
B. Metode Socrates
Bentuk pengajaran lebih ke dalam bentuk berfilsfat, metode yang dipakan disebut dengan Maieutik atau menguraikan, yng sekarang dikenal dengan nama metoda inkuiri. Pelaksanaanny berlangung dengan cara take and give of conversation. Dengan cara memberikan pertanyaan yang mengarah kepada suatu masalah tertentu. Pada dasarnya Socrates mengajarkan tentang mencari pengertian, yaitu suatu bentuk tetap dari sesuatu.

C. Metode Abelard.
Metode Abelard ini berlangsung pada masa pemerintahan Karel Agung di Eropa. Metoda yang di pakai bertujuan untuk membentuk kelmpok pro dan kontra terhadap suatu materi. Guru tidak memberikan jawaban final tetapi siswalah yang akan menyimpulka jawaban itu sendiri. Metoda ini biasa disebut dengan ‘ Sic et Non’ atau setuju atau tidak.

D. Metoda Lancaster
Metoda Lancerter ini dalam bentuk sistem Monitoring yang merupakan bentuk pengajaran yang unik, meliputi pengorganisasian kelas, materi pelajaran sesuai dengan rencanannya yang meningkat dan dikelola secara ekonomis. Lancaster mempelajari konstruksi kelas kusus yang dapat mendayagunakan secara efektif penggunaan media pengajaran dan pengelompokan siswa. Dalam sistem pengajaran Lacaster, pemakaian media pengajaran masih sederhana. Seperti penggunaan pasir dalam melatih siswa menulis.
E. Metoda Pestalozi.
Pengamatan pada alam merupakan landasan utama dari proses daktiknya. Pengetahuan bermula dari adanya pengamatan , dan pengamatan menimbulkan pengertian, selanjutnya pengertian yang bari itu menimbulkan pengertian yang selanjutnya pengertiaan tersebut bergabung dengan yang lama untuk menjadi sebuah pengetahuan. Dan dapt dikatakan bahwa perintisan ke arah peendayagunaan perangkat keras ata hardware sebenarnya telah dimulai pada masa Pestazoli ini, seperti penciptaan papan aritmatik yang terbagi dalam kotak kotak yang di setiap kotaknya diberi garis-garis yang secara keseluruhan berjumlah 100 kotak kecil. Selain itu Pestalozi juga menciptakan stylabaries untuk melatih siswanya dalam mempelajri angka, bentuk, posisi dan warna disain.

F. Metoda Froebel.
Metode Froebel didasarkan kepada metodologi dan pandangan filsafafnya yang intinya mengatakan bahwa pendidkan masa kanak kanak merupakan hal paling penting untuk keseluruhan kehidupnnya. Karena itulah Froebel mendikrikan Kindergarten atau yang lebih dikenal dengan Taman Kanak – kanak. Metoda pengajaran Kindergasten dari Froebel meliputi kegiatan berikuti :

a. Bermain dan bernyanyi
b. Membentuk dengan melakukan kegiatan.
c. Grift dan Occupation.

G. Metoda Friedrich Herbart.
Praktek pendidikan Herbert terlihat adanya pengaruh Freobert terutama pada aspek pengembangan moral sebagai tujuan utama pendidikan. Metoda instruksionalnya didasarkan kepada ilmu jiwa yang sistematis. Dengan demikian siswa secara pikologis dibentuk oleh gagasan yang datang dari luar.

Ruang lingkup kajian Teknologi pendidikan

Teknologi Pendidikan dalam keseluruhan kegiatannya bertujuan untuk:
(1) meningkatkan fungsi dan peran komponen-komponen sistem instruksional seperti guru, pesan, bahan, peralatan, teknik, lingkungan dan sebagainya untuk memecahkan masalah-masalah kependidikan;
(2) meningkatkan fungsi pengembangan instruksional seperti riset teori, desain, produksi, logistik dan sebagainya untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan dan menilai upaya pemecahan masalah-masalah kependidikan;
(3) meningkatkan fungsi manejemen instruksional, baik manajemen personil maupun manajemen organisasinya untuk mengkoordinasikan salah satu atau beberapa fungsi yang telah disebutkan di atas.

Jika dikaji lebih mendalam mengenai ciri-ciri dan tujuan teknologi pembelajaran di atas, jelaslah bahwa kehadiran teknologi pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah karena adanya dorongan-dorongan tertentu.

Adapun hal-hal yang mendorong dikembangkannya teknologi pembelajaran adalah sebagai berikut:

(a) adanya siswa atau peserta didik yang memerlukan bantuan dalam belajar sesuai dengan kemampuannya, kebutuhannya, kondisinya dan tujuannya;

(b) sumber-sumber tradisonal sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan pendidikan, oleh karena itu, perlu dikembangkan dan dimanfaatkannya sumber-sumber belajar baru;

(c) adanya komponen-komponen sistem instruksional berupa pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan yang perlu didayagunakan agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektitif dan efisien;

(d) adanya kegiatan sebagai suatu sistem dalam mengembangkan sumber-sumber belajar sebagai komponen sistem instruksional yang bertolak dari suatu teori tertentu dan hasil penelitian, kemudian dirancang, diproduksi, disajikan, digunakan, dinilai untuk disempurnakan, kemudian disebarkan;

(e) adanya kegiatan belajar yang memanfaatkan sumber belajar sebagai komponen sistem instruksional, serta lembaga atau instansi yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut sehingga perlu dikelola dengan baik agar kegiatan tersebut lebih berdaya guna.

Kelima latar belakang tersebut, secara konseptual merupakan gejala bidang garapan teknologi pembelajaran, sekaligus latar belakang diterapkannya konsep teknologi pembelajaran.

Berikut ini akan dikemukakan secara singkat gerakan yang mendasari terwujudnya bidang dan konsep teknologi pembelajaran seperti yang ada sekarang. Pertama adalah lahirnya konsep alat bantu visual (visual aid) dalam pembelajaran. Kedua adalah penggunaan alat bantu visual dalam pembelajaran berkembang dalam audio visual aid. Kemudian yang ketiga adalah dengan dimasukkannya prinsip-prinsip komunikasi dalam pembelajaran, dengan demikian maka tekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan pelajaran dalam bentuk audio visual, tetapi dipusatkan kepada keseluruhan proses komunikasi informasi/pesan (massage) dari sumber (source), yaitu guru, kepada penerima (receiver), yaitu siswa. Keempat adalah masuknya ilmu pengetahuan perilaku kepada teknologi pembelajaran. Kelima adalah perkembangan konsep teknologi pembelajaran dari komunikasi audio visual menuju ke pendekatan sistem dalam pembelajaran, dan akhirnya lahirlah konsep teknologi pembelajaran seperti yang ada sekarang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pembelajaran pada pokoknya mempunyai lima jenis kegiatan yaitu:
(1) menganalisis masalah dan merumuskan masalah;
(2) merancang pemecahan masalah;
(3) mengembangkan pemecahan masalah;
(4) uji coba, penilaian dan revisi pemecahan masalah, dan
(5) penerapan dan pengendalian pemecahan masalah.

Pemanfaatan Teknologi pendidikan


Pengguanaan teknologi telah berjalan lama sesuai perkembangan dan aspeknya. Eric Hasby membagi revolusi dalam pendidikan menjadi 4, yaitu: Pertama, saat masyarakat mendiferensiasikan peranan orang dewasa, Kedua, digunakannya tulisan sebagai sarana pendidikan, Ketiga, ditemukannya mesin cetak dan Keempat, penggunaan teknologi canggih sebagai perkembangan bidang elektronik. Dari apa yang dialami ternyata bahwa terdapat hubungan timbal balik antara teknologi dan pendidikan, hal ini lebih terkhusus lagi dengan teknologi komunikasi.


Kecenderungan pendidikan yang dikaitkan dengan perkembangan teknologi komunikasi dikemukakan Miarso dan Iskandar (1974) sebagai berikut :
a. Kecenderungan pendidikan sepanjang jaga
b. Pendidikan gerak cepat tetapi tepat
c. Pendidikan yang mudah dicerna dan diresapi
d. Pendidikan yang memikat hati
e. Penyebaran pusat pendidikan
f. Pendidikan mustari (tepat pada saat penyampaiannya)
g. Pendidikan yang murah

Kegunaan teknologi dalam pendidikan dinyatakan Komisi Instruksional AS, sebagai berikut :
a. meningkatkan produktivitas pendidikan
b. memungkinkan pendidikan individual
c. memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran
d. lebih memantapkan pengajaran
e. memungkinkan belajar seketika
f. memungkinkan penyajian pendidikan lebih luias dan merata

Agar penggunaan teknologi dalam pendidikan tepat sasaran, maka pengelola pendidikan harus mengetahui klasifikasi teknologi dalam pendidikan, di antaranya : teknologi tingkat rendah, media audiovisual, format komputer, telekomunikasi dan teknologi lunak.

Implementasi Teknologi Dalam Pendidikan

Implementasi teknologi dalam pendidikan dapat dilihat pada sektor berikut:
a. Pendidikan Dasar dan Menengah, teknologi diharapkan mempengaruhi peningkatan motivasi, menguatkan pengajaran, meningkatkan lingkungan psikologi di dalam kelas



b. Pendidikan Tinggi, penggunanan teknologi dimaksudkan untuk merangsang dan memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan intelektualnya sehingga dapat mengembangkan penelitian dan pengembangan ilmu baik teoretis maupun terapan

c. Belajar Jarak Jauh, menyediakan media perantara antara pelajar dan lembaga pendidikannya

d. Pendidikan Luar Biasa, berfungsi sebagai alat bantu bagi anak-anak yang menglami kelainan

e. Pendidikan dan Latihan, berpengaruh langsung terhadap persiapan tenaga kerja yang semakin kompleks untuk menghasilkan tenaga terampil

f. Dalam Pendidikan Matematika, hal ini berkaitan dengan program-program yang telah disiapkan, alat peraga dan penyelesaian soal-soal

g. Dalam Pendidikan Sains, berupa aplikasi program komputer dan sistem pemodelan

h. Dalam Pendidikan Bahasa, berkaitan dengan penulisan, mendengarkan, telekomunikasi dan lainnya.

Kesimpulan
Teknologi dalam pendidikan merupakan bagian dari konsep teknologi pendidikan berupa media untuk memperlancar kegiatan instruksional. Potensi penggunaan teknologi dalam pendidikan berkaitan dengan usaha peningkatan produktivitas pendidikan, memungkinkan pendidikan bersifat individual, cepat dan lainnya. Implementasi teknologi dalam pendidikan hendaknya selektif sesuai konteks sesuai karakteristik si belajar dan tingkat kognitifnya.

Educational Technology Ke Arah Instructional technology


Definisi Teknologi Pembelajaran
Comission on Instructional Technology, 1970:

A systematic way of designing, implementing, and evaluating the total process of of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non human resources to bring about more effective instruction.

Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.

Jadi, menrut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif. Bagaimana hal itu dilakukan? Dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. dengan demikian, sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar.

Teknologi instruksional adalah satu bagian dari teknologi pendidikan dengan asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional sebagai bagian pendidikan yang bersifat rumit dan terpadu. Teknologi instruksional teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar.

Konsep Teknologi instruksional
Menurut para pakar, teknologi instruksional dianggap lebih tepat dalam menjabarkan peran teknologi, dan mencakup jenjang pendidikan dari TK sampai SMU, bahkan perguruan tunggi dan termasuk didalamnya situasi belajar pada program pelatihan.


Konsep dasar teknologi pendidikan dan teknologi instruksional dari beberapa nara sumber
Michael Molenda
Merumuskan teknologi instruksional sebagai seni sekaligus ilmu pengetahuan mengenai kegiatan merancang, memproduksi dan melaksanakannya dengan cara ekonomis namun canggih.

Robert M Gagne
Teknologi instruksional menyangkut teknik praktis dari penyampaian instruksional yang melibatkan penggunaan media. Tujuan utama Teknologi instruksional adalah meningkatkan dan memperkenalkan penerapan pengetahuan dan memvalidasi prosedur dalam rancangan dan penyampaian instruksional

Garry J Anglin
Teknologi instruksional adalah penerapan sistemik dan sistematis dari strategi-strategi dan teknik-teknik yang berasal dari ilmu perilaku serta ilmu lain untuk mengatasi masalah instruksional.

Minggu, 29 November 2009

MANAJEMEN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Teknologi merujuk pada informasi, peralatan, teknik, dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran dalam organisasi. Artinya teknologi melihat pada bagaimana masukan di ubah menjadi keluaran.

Konsep teknologi, walaupun mempunyai konotasi mekanik atau manufaktur, dapat diaplikasikan pada semua jenis organisasi, apakah suatu organisasi merupakan perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga jasa sosial dll, pada umumnya organisasi itu memerlukan teknologi tertentu untuk menghasilkan produk atau jasanya.
Merancang tujuan dan target pembelajaran adalah langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang pembelajaran menggunakan teknologi. Sejatinya, teknologi apapun yang digunakan, tahap pertama tetaplah harus demikian pula adanya.

Tomei (2003) menulis bahwa sebuah pembelajaran berbasis teknologi dimulai dengan informasi-informasi berikut ini :
1.Tema : Pilihlah tema yang mencerminkan kurikulum yang akan diajarkan. Pertimbangkan ketertarikan siswa dan pengalaman mereka, isu lokal dan nasional, atau masalah yang ada dalam komunitas atau dunia internasional. Sebuah gambaran singkat tentang pembelajaran juga sangat dianjurkan.

2.Kesesuaian Tingkat Pembelajaran : Tentukan target yang harus dicapai oleh para pembelajar dan pengetahuan dasar yang dibutuhkan oleh siswa sebelum memulai pelajaran

3.Panjang Waktu Belajar : Unit-unit tematik seringkali menghabiskan lebih dari satu periode kelas. Seringkali, tema yang dimaksud harus difokuskan selama seminggu, sebulan atau bahkan satu semester. Tentukan panjang waktu belajar dan metodologi terbaik untuk menyampaikan materi.

4.Fokus : Buatlah sebuah pernyataan fokus pendek yang menyimpulkan garis besar keseluruhan dari unit dan topik-topik bagian yang akan digali. Fokus mungkin dapat dinyatakan dalam model KWL : Know, What do they want to Learn in this Lesson, and what did the student Learn following the lesson ?

Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global.
Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.

Teknologi yang pertama : Sistem berpikir
Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.

Teknologi yang kedua: Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.

Teknologi yang ketiga: Kualitas pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/ sekolah.

Teknologi yang keempat : Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).

Teknologi yang kelima : Teknologi pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar.

Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.


Macam-macam teknologi pendidikan menurut Davies (1972) ada tiga yaitu:
Teknologi pendidikan satu

Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.

Teknologi pendidikan dua
Teknologi pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi dua, menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang sekarang, bermanfaat pada pengalaman belajar Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrumen presentasi atau transmisi.

Teknologi pendidikan tiga
Teknologi pendidikan tiga, yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “peragkat keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu ke arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik yang menarik. Dari ketiga macam tekonologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.

Hubungan Teknologi Pendidikan dan Innovative School
Inovasi pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tiap sekolah jika sekolah ingin maju. Perubahan sekolah bukan hanya dilihat dengan adanya seperangkat alat elektronika yang canggih di sekolah, namun banyak aspek yang menjadi indikator. Innovative school artinya perubahan sekolah atau perubahan pendidikan.

Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967 ada empat :
Ketika masyarakat /orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).

Keempat perubahan di atas di dunia pendididkan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, system desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

Kamis, 12 November 2009

Pengembangan Teknologi Pendidikan



Sebelum kita masuk ke dalam pengembangan teknologi pendidikan, ada baiknya kita ingat kembali beberapa pengetahuan tentang Teknologi Pendidikan, baik dari segi Definisi, Konsep, dll.
A. Definisi Teknologi Pendidikan
Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
B. Konsep Teknologi Pendidikan
 Menggunakan berbagai sumber belajar. (Media, peralatan, manusia, teknik, metode dan strategi pembelajaran).
 Penekanan dan berfokus pada belajar menjadi lebih menyentuh dan lebih bermakna bagi setiap individu dan bersifat pribadi bagi orang yang belajar.
 Menggunakan pendekatan sistem dalam pemecahan masalah”human learning”.
C. Perkembangan Pendidikan
Menurut Nana Sudjana berdasarkan perjalanan sejarah dunia pendidikan mempunyai empat perubahan ditinjau dari cara penyajian materi pelajarannya.
1. Tatkala dalam masyarakat tumbuh suatu profesi baru yang disebut “guru” yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan mewakili orang tua.
2. Perkembangan yang kedua dimulai dengan dipergunakannya bahasa tulisan di samping bahasa lisan dalam penyajian materi ajaran.
3. Perkembangan yang ketiga terjadi dengan ditemukannya teknik pencetakan yang memungkinkan diperbanyaknya bahan-bahan bacaan dalam bentuk buku-buku teks sebagai materi pelajaran tercetak.
4. Perkembangan pendidikan yang keempat terjadi dengan mulai masuknya teknologi berikut produknya yang menghasilkan alat-alat mekanis, optis, maupun elektronis.
Sistematis perkembangan teknologi pengajaran
1) Alat Bantu Visual, dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda, atau alat-alat lain yang memberikan pengalaman visual yang nyata kepada siswa.
2) Alat Bantu Audiovisual, Istilah ini bermakna sejumlah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang dianggap oleh indra pandang dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran audiovisual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman konkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata belaka.
3) Komunikasi Audiovisual, Tekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan pelajaran dalam bentuk materi audiovisual untuk pengajaran, melainkan dipusatkan pada keseluruhan proses komunikasi informasi/pesan (message) dari sumber (source) yaitu guru, kepada penerima (reciver) yaitu siswa.
4) Kontribusi Ilmu Pengetahuan Perilaku, . merupakan aplikasi langsung dari pandangan bahwa peralatan dan bahan pelajaran harus dapat berbuat lebih banyak daripada sekedar penyaji informasi, alat-alat dan bahan pelajaran itu harus dikaitkan kepada perilaku siswa.
5) Pendekatan Sistem dalam Pengajaran, perkembangan konsep teknologi pengajaran dan komunikasi audiovisual menuju ke pendekatan sistem, disebabkan oleh adanya pemikiran yang memandang teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan sistem di dalam proses belajar mengajar yang dipusatkan pada desain, implementasi, dan evaluasi terhadap proses mengajaran dan belajar
6) Dari Komunikasi Audiovisual dan Pendekatan Sistem ke Teknologi Pengajaran, makna teknologi bukan hanya terdiri dari mesin dan manusia melainkan merupakan susunan padu yang unik dari manusia dan mesin, gagasan, prosedur, dan pengelolaan.
Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut (Boettcher 1999) :
* dialog/komunikasi antara guru dengan siswa
* dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar
*dialog/komunikasi di antara siswa
Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut.

D. Pengembangan teknologi pendidikan
a. Menggunakan teknologi komputer dalam pembelajaran.
 dikenal dengan istilah "Computer Asisted Instruction (CAI)". atau dalam istilah yang sudah diterjemahkan disebut sebagai "Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)".
 CAI adalah suatu program pembelajaran yang dibuat dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah diprogramkan langsung kepada pengguna. Materi pelajaran yang sudah terprogram dapat disajikan secara serentak antara komponen gambar, tulisan, warna, dan suara.
 Menggunakan web, blog, serta fasilitas internet lainnya.
b. Menggunakan multimedia
 multimedia pembelajaran mempunyai pengertian penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
# Format penyampaian program multimedia dan CAI berupa :
1. Tutorial, program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks. gambar baik diam atau bergerak, dan grafik.
2. Drill and practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda.
3. Simulasi
Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang di mana pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendaiian pembangkit listrik tenaga nukiïr dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir
4. Percobaan atau eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka Iakukan secara maya tersebut.
5. Permainan
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep.

c. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah hal yang mutlak terjadi sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Model Kurikulum terbaru yang di keluarkan oleh pemerintah memberikan peluang bagi para guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam memberikan pembelajaran yang aktif dan efektif. Sehingga menjadi modal dalam menghadirkan proses pembelajaran yang dinamis, aktif, dan dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi para siswanya
d. Pengembangan siswa .
Sebagai salah satu perangkat teknologi pendidikan, siswa juga wajib diarahkan bukan hanya sebagai pengguna tapi juga pencipta. Pengembangan kemampuan siswa harus disesuaikan dengan minat dan keinginan dari siswa sehingga siswa merasa senang dan bersemangat dalam berkegiatan.
e. Pengembangan Guru
Guru merupakan faktor utama penentu keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Oleh karenanya peningkatan kualitas dan kemampuan guru menjadi hal yang mutlak dilakukan.

Pengertian Teknologi Pendidikan


Sebelum membahas apa itu teknologi pendidikan, terlebih dahulu kita harus memahami apa yang di maksud dengan teknologi itu sendiri.

Secara epistimologis, teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu techne dan logos. Techne secara harfiah dapat diartikan sebagai cara, pengetahuan, keahlian, keterampilan. Dan logos sendiri adalah illmu. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan sebagai ilmu untuk menggunakan keahlian.

Secara umum, teknologi diartikan sebagai mesin yang bisa mencakup proses, sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan, baik manusia itu sendiri atau bukan (Finn, 1960). Sedangkan menurut Simon. 1983, ”Teknologi sebagai disiplin rasional, dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya menghadapi alam fisik atau lingkungan melalui penerapan hukum atau aturan yang telah ditentukan. Sementara menurut itu Heinich, Molenda dan Russel, 1993: ”Teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah, dan tertata …. teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti komputer, satelit dan sebagainya.”

Dalam hubungannya dengan pendidikan teknologi dapat diartikan sebagai sebagai sebuah cara yang menjadikan pembelajaran akan tetap terus dinamis. Dinamis dalam keteraturan dan semakin terbukanya peluang bagi sebuah system pendidikan untuk mencapai tujuannya.

Definisi Teknologi Pendidikan

Definisi awal teknologi pendidikan dipandang sebagai sebuah sarana yang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar seperti computer, overhead projector, tv, video tape recorder, dll.

Sejalan dengan perkembangan jaman, munculah definisi-definisi lain dari teknologi pendidikan, yaitu:

Tahun 1960 dan 1970 Teknologi Pendidikan diapandang sebagai suatu proses.

Awal tahun 1950, khususnya selama tahun 1960 dan 1970 sejumlah ahli dalam bidang pendidikan mulai mendiskusiakan teknologi pendidikan dalam suatu yang berbeda. Mereka membahasnya sebagai suatu proses. Contohnya Finn (1960) mengatakan bahwa teknologi pendidikan harus dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan mneguji kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan Lumsdaine (1964) mengatakan bahwa teknologi pendidikan dapat dijadikan aplikasi ilmu pengetahuan pada praktek pendidikan. Pada tahun 1960an dan 1970 banayak definisi teknologi pendidikan yang dipandang sebagai suatu proses.

Definisi 1963

Di tahun 1963, definisi teknologi pendidikan digambarkan bukan hanya sebagai sebuah media. Definisi ini (Ey, 1963) menghasilkan dengan suatu komisi pengawas yang dibentuk olep Departemen Pendidikan Audiovisual (sekarang dikenal sebagai Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan). Hal ini merupakan suatu hal yang berangkat dari pandangan “tradisional” terhadap teknologi pendidikan. Definisi kini lebih memusat pada desain pembelajaran dan penggunaan media sebagai pengendalian proses belajar (p. 38). Lebih dari itu pengertian kini lebih menganali serangkaian langkah-langkah penerapan, perancangan, dan penggunaan. Langkah-langkah ini mencakup perencanaan, produksi, pemilihan, pemanfaatan, dan manajemen. Perubahan disini mencerminkan bahwa, bagaimana lingkungan dan kemajuan zaman dapat mengubah sebuah definisi dan praktek dari teknologi pendidikan.

Definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1970

Commission on Instruction Technology (CIT) 1970 mendefinisikan ”Teknologi Pendidikan merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”

Penjelasan mengenai definisi teknologi pembelajaran di sini lebih fokus kepada penciptaan alat perlu mengajar dan alat bantu mengajar.

Disusul oleh Silber 1970, yang menejelaskan bahwa Teknologi Pendidikan adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar. Berdasarkan difinisi Silber, ada dua hal yang dikembangkan yaitu strategi pembelajaran dan material atau alat bantu pembelajaran.

Selain Silber, MacKenzie dan Eraut 1971 berpendapat bahwa Teknologi Pendidikan merupakan pembelajaran sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai.” Menurutnya pembelajaran merupakan suatu proses yang memiliki langkah-langkah yang perlu dicapai secara teratur sehinggan suatu konsep mudah dipahami untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pada tahun 1972, AECT (Association for Educational Communications and Technology) mendefisikan bahwa Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang/ disiplin yang berkepentingan menfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam: identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.

Kemudian pada tahun 1977, AECT mengemukakan Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.

Dalam definisi ini, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.

Definisi AECT 1994 adalah, “Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”

Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pendidikan sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktik yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses disamping produk.

Perbedaan definisi 1977 dan 1994:

1. Proses evolusi teknologi pendidikan dari suatu pergerakan menjadi bidang garapan dan profesi, dimana th 1977 menekankan pada peran praktisi, lalu 1994 menekankan bidang teknologi pendidikan sebagai bidang garapan sekaligus terapan.

2. Pengembangan bidang garapan dilaksanakan melalui kajian teori serta penelitian.

3. Menurut definisi ini proses sama pentingnya dengan produk.

4. Definisi ini erat kaitannya dengan efektifitas dan efisiensi.

Pada rumusan AECT, 2004, teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/ memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Tujuan utamanya jelas, dalam hal ini masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran agar efektif, efisien dan menarik dan untuk meningkatkan kinerja.

Jika kita cermati, perkembangan definisi-definisi teknologi pendidikan mengarah kepada sasaran yaitu belajar, sumber-sumber belajar, efisiensi dan dan efektifitas belajar, yang pada rumusan AECT 2004 memunculkan istilah kinerja.

Jadi dalam hal ini teknologi pendidikan tidak hanya dipandang sebagai alat, pengertian teknologi pendidikan itu sendiri mencakup 3 wilayah :

  • Software, termasuk didalamnya berupa pengembangan kurikulum pendidikan, kinerja sumber daya manusia (guru/dosen), serta visi misi sekolah
  • Brainware, maksudnya siswa/subjek dari proses pembalajaran yang tidak hanya diarahkan sebagai pengguna tapi juga pencipta sesuatu.
  • Hardware, maksudnya sarana dan prasarana yang akan mendukung proses pembelajaran yang aktif, dimanis, dan efektif.

Ketiga sangat berperan dalam menentukan kesuksesan sebuah proses pembelajaran